Dinkes Ponorogo Gelar Simulasi TTX, Siapkan Tim Kesehatan Hadapi Krisis Bencana

PONOROGO, VOICEOFJATIM.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo mengadakan simulasi Table Top Exercise (TTX) selama dua hari, mulai 1 hingga 2 Juli 2025, di Hall Hotel Gajahmada. Kegiatan ini digelar sebagai langkah strategis untuk memperkuat pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanganan jika terjadi krisis kesehatan, terutama yang muncul saat bencana melanda.

Simulasi TTX kali ini diikuti oleh 75 peserta yang terdiri atas perwakilan Puskesmas, rumah sakit, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan dari berbagai organisasi sosial, hingga dosen dari perguruan tinggi yang memiliki fakultas kesehatan. Selain itu, hadir pula perwakilan lintas bidang dari internal Dinkes Ponorogo.

“Pelatihan ini dirancang agar tenaga kesehatan dan relawan lebih siap menghadapi berbagai kondisi darurat, termasuk krisis kesehatan yang terjadi akibat bencana,” ungkap Hariyono Setyowidodo, penanggung jawab program TTX.

Hariyono menjelaskan, krisis kesehatan tidak hanya soal penyakit menular, tetapi juga mencakup berbagai masalah kesehatan yang muncul sebagai dampak dari bencana alam atau peristiwa lainnya. Dalam kondisi darurat, pelayanan kesehatan kerap menjadi sektor yang paling rentan terganggu.

Selama simulasi, para peserta menjalani metode role play atau bermain peran. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk memerankan tenaga kesehatan, relawan, aparat pemerintah daerah, hingga petugas puskesmas. Melalui simulasi ini, peserta dilatih bagaimana melakukan koordinasi yang baik dan memahami alur penanganan krisis kesehatan secara praktis dan terpadu.

Hariyono menambahkan, latihan ini juga menitikberatkan pada pemahaman peran kluster dalam upaya penanggulangan bencana. Berdasarkan regulasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat enam kluster utama, salah satunya adalah kluster kesehatan yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan.

“Di dalam kluster kesehatan, ada subkluster seperti layanan gizi, pelayanan kesehatan umum, kesehatan jiwa, kesehatan ibu dan anak (KIA), serta pengendalian penyakit. Semua tim ini harus selalu siap turun ke lapangan saat masa tanggap darurat. Selain itu, Dinkes juga berperan dalam tahap rehabilitasi, khususnya jika fasilitas kesehatan mengalami kerusakan akibat bencana,” papar Hariyono.

Dinkes Ponorogo berharap, lewat simulasi TTX ini, koordinasi lintas sektor bisa berjalan lebih solid, sehingga pelayanan kesehatan tetap berjalan optimal meski dalam kondisi darurat sekalipun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *