Lee Je Hoon Comeback di ‘Big Deal’, Angkat Isu Soju dan Krisis 1997

SURABAYA, VOICEOFJATIM.COM – Aktor Lee Je Hoon kembali mencuri perhatian publik. Kali ini bukan lewat drama, melainkan lewat film layar lebar bertajuk Big Deal yang akan tayang perdana pada 30 Mei 2025. Film ini memadukan ketegangan ekonomi dan nilai-nilai kemanusiaan dalam latar krisis finansial Korea tahun 1997.

Film Big Deal menggambarkan benturan antara dua tokoh dengan latar belakang dan prinsip hidup yang kontras. Pyo Jong Rok, diperankan oleh Yoo Hae Jin, adalah seorang CFO yang memperlakukan perusahaannya layaknya keluarga. Sementara Lee Je Hoon memerankan Choi In Bum, sosok ambisius dari perusahaan investasi global yang menilai segalanya dari perspektif keuntungan. Ketika keduanya terlibat konflik tentang masa depan industri soju (minuman khas Korea) perbedaan pandangan itu meledak jadi pertarungan ideologi.

“Genre seperti ini masih cukup langka di Korea. Saya rasa film ini bisa jadi jembatan generasi, apalagi buat anak muda yang belum merasakan masa krisis IMF 1997,” ujar Lee Je Hoon saat diwawancarai oleh majalah ELLE Korea.

Lee menggambarkan karakternya sebagai pribadi yang ambisius dan sangat fokus pada target. “In Bum percaya bahwa cara untuk menang adalah dengan mencapai tujuan perusahaan, apapun caranya. Kemenangan, bagi dia, adalah satu-satunya validasi hidupnya,” ungkapnya.

Di tengah padatnya jadwal promosi Big Deal, Lee Je Hoon juga tengah menjalani syuting dua serial sekaligus—musim kedua Signal dan musim ketiga Taxi Driver. Sebelumnya, ia baru saja menyelesaikan drama The Art of Negotiation yang tayang hingga bulan lalu.

Meski jadwalnya nyaris tanpa jeda, Lee mengaku tidak merasa kelelahan. Justru sebaliknya, rutinitas seperti ini membuatnya lebih hidup. “Begitu satu proyek selesai, saya langsung terjun ke proyek berikutnya. Bukan karena saya ingin terlihat sibuk, tapi karena itulah yang membuat saya terus bergerak,” katanya.

Saat ditanya tentang tempat yang ingin dikunjungi, Lee menyebut New York sebagai tujuan impiannya. “Saya ingin jalan tanpa arah di sana, merasakan energi kota, dan mampir ke bioskop independen. Itu pengalaman yang saya rindukan,” ujarnya sambil tersenyum.

Ketertarikan Lee terhadap dunia perfilman bukan hanya sebagai aktor. Ia mengaku sering menonton behind the scenes dan dokumenter produksi film melalui DVD atau platform streaming. “Film adalah satu-satunya kesenangan saya di tengah kehidupan yang padat. Saya suka tahu proses kreatif di balik layar,” jelasnya.

Soal mimpi dan tujuan hidup, aktor yang dikenal perfeksionis ini percaya bahwa keberuntungan hanya datang bagi mereka yang bergerak. “Saya ingin terus punya mimpi, dan hidup dengan cara yang mendekatkan saya pada mimpi itu meskipun selangkah demi selangkah,” ucapnya penuh keyakinan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *