Wali Kota Malang Dorong Kolaborasi Pekerja dan Pengusaha Demi Iklim Investasi yang Sehat

MALANG, VOICEOFJATIM.COM — Peringatan Hari Buruh Internasional dimaknai Wali Kota Malang sebagai momen penguat kolaborasi antara pekerja dan pengusaha. Menurutnya, relasi harmonis antara keduanya bukan hanya soal upah atau hak kerja, tapi juga berkaitan langsung dengan laju investasi yang berdampak luas bagi ekonomi kota.

“Pengusaha dan pekerja itu tidak bisa dipisahkan. Mereka saling membutuhkan. Kalau hubungan mereka sehat, iklim investasi pasti ikut positif,” kata Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat ditemui usai agenda peringatan May Day, Rabu (1/5/2025).

Ia menegaskan bahwa suasana kerja yang kondusif jadi indikator penting bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dan itu telah terbukti. Berdasarkan catatan Pemerintah Kota Malang, capaian investasi pada triwulan pertama 2025 sudah menyentuh angka Rp992 miliar dari target tahunan Rp1,6 triliun. Tahun sebelumnya, realisasi investasi juga melampaui target: dari target Rp1,4 triliun, Malang justru membukukan Rp2,8 triliun.

“Ini bukan angka kosong. Ini bukti nyata kalau kerja sama antara pengusaha dan pekerja di Kota Malang dijaga dengan baik,” lanjutnya.

Wahyu menyebut sektor perhotelan, kuliner, dan perumahan masih menjadi penyumbang tertinggi investasi. Lonjakan modal ini, lanjut dia, ikut mendorong penguatan sektor ketenagakerjaan.

Ia optimistis, selama relasi pekerja dan pengusaha tetap solid, angka investasi akan terus naik. “Karena investasi itu datang ke tempat yang nyaman dan aman,” ujarnya.

Tak hanya soal iklim usaha, pemerintah kota juga memperkuat peran sosialnya lewat berbagai program afirmatif, terutama bagi keluarga buruh dan pekerja rentan.

“Saya ingin anak-anak para pekerja bisa sekolah setinggi-tingginya. Kami punya program beasiswa untuk SD, SMP, sampai SMA. Dan mayoritas penerimanya adalah anak dari para buruh,” ucapnya.

Khusus untuk pekerja rentan, Wahyu memastikan program perlindungan sosial berupa BPJS Ketenagakerjaan akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Ia menyebut, pada pertengahan tahun ini, Peraturan Wali Kota yang mengatur perluasan cakupan BPJS akan mulai diterapkan, menargetkan 4.000 hingga 5.000 pekerja per tahun.

Di sisi lain, program Malang Idrek (Inklusif, Dinamis, Responsif, dan Kompeten) juga terus digenjot. Lewat program ini, masyarakat diberi akses pelatihan kerja sesuai dengan kebutuhan riil industri.

“Kadang perusahaan butuh tenaga komputer, tapi masyarakat nggak punya keahlian itu. Maka kami hadir untuk menjembatani. Kami latih mereka sampai punya sertifikat dan bisa langsung apply kerja,” jelasnya.

Wahyu juga menyebutkan bahwa pelatihan ini dirancang berdasarkan hasil musyawarah pembangunan di tingkat kelurahan. “Kita tanya ke perusahaan, mereka butuhnya apa. Kita sesuaikan pelatihannya. Jadi link and match-nya dapet.”

Dengan pendekatan yang menyeluruh, Wahyu berharap Kota Malang bisa menjadi kota ramah investasi yang tetap menjunjung tinggi kesejahteraan tenaga kerjanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *