VOJ – Minat mahasiswa asing untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di STIE Malangkuçeçwara (ABM) Malang terus mengalami peningkatan, meskipun kampus tersebut bukan perguruan tinggi dengan jurusan bahasa dan budaya Indonesia.
Direktur Indonesian Studies Program (ISP) STIE Malangkuçeçwara, Dra. Suprapti, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa Program Sakura, yang sebelumnya dikenal sebagai Program Bunga, kembali dibuka pada tahun 2025 dan telah memasuki angkatan ke-24. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa asing untuk lebih mendalami bahasa dan budaya Indonesia.
“Program Sakura tahun 2025 kali ini diikuti oleh 15 mahasiswa dari Kanda University Jepang yang ingin belajar lebih dalam tentang bahasa dan budaya Indonesia. Bahkan, mahasiswa asing yang mengikuti program dharmasiswa juga banyak yang berprestasi dalam berbagai perlombaan,” ujar Suprapti.
Ketua STIE Malangkuçeçwara, Drs. Bunyamin, M.M., Ph.D., mengungkapkan kebanggaannya terhadap mahasiswa asing yang berhasil meraih prestasi selama belajar di kampusnya. Ia juga menyatakan bahwa program ini akan terus dikembangkan seiring dengan perubahan visi dan misi kampus.
“Program Sakura ini tentu akan kita skill up setelah sekian lama, karena saat ini kita sedang menggodok visi dan misi baru STIE Malangkuçeçwara. Kita juga akan menambah pilar perguruan tinggi, sehingga tidak lagi hanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, melainkan menjadi Catur Dharma Perguruan Tinggi, di mana dharma keempat adalah keinternasionalan,” jelasnya.
Menurut Bunyamin, tambahan dharma tentang keinternasionalan menjadi kebutuhan bagi STIE Malangkuçeçwara, mengingat pentingnya kontribusi perguruan tinggi dalam karya ilmiah internasional dan upaya memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia.
“Salah satunya melalui Program Sakura yang merupakan hasil kerja sama jangka panjang dengan Kanda University. Program ini menjadi bentuk komitmen kami dalam mendukung internasionalisasi pendidikan dan kebudayaan Indonesia,” tambahnya.
Pembukaan Program Sakura tahun 2025 terasa lebih istimewa dengan kehadiran Rektor dan Wakil Rektor bidang Akademik dari Universitas Annuqayah Sumenep, Madura. Kehadiran mereka semakin memperkuat semangat kolaborasi antarperguruan tinggi dalam mendukung program internasionalisasi.
Dr. Muhammad Husnan, M.Pd., Rektor Universitas Annuqayah Sumenep, mengaku terinspirasi oleh langkah STIE Malangkuçeçwara dalam membangun kerja sama internasional, terutama di bidang bahasa dan budaya.
“Kami memang masih baru dalam hal internasionalisasi, sehingga merasa sangat terinspirasi. Sebagai kampus berbasis ekonomi, STIE Malangkuçeçwara ternyata mampu mengembangkan kerja sama internasional di bidang pengembangan bahasa dan budaya Indonesia dengan berbagai negara,” ungkap Muhammad Husnan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Universitas Annuqayah Sumenep akan banyak belajar dari STIE Malangkuçeçwara dalam membangun jaringan internasional dan mengembangkan program internasionalisasi.
“Setelah mendapat informasi bahwa mahasiswa asing yang belajar di sini bukan hanya dari Jepang, kami semakin yakin untuk mengembangkan kerja sama internasional dan membangun jaringan luar negeri bersama STIE Malangkuçeçwara,” pungkasnya.