KOTA MALANG, VOICEOFJATIM.COM – Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menegaskan bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana tidak hanya bisa dibebankan pada pemerintah, tetapi juga membutuhkan kesadaran masyarakat. Hal itu ia sampaikan usai menjadi pemateri dalam pelatihan mitigasi bencana di Kota Malang, Selasa (19/8/2025).
Amithya, yang akrab disapa Mia, menyebut Kota Malang masih rentan terhadap sejumlah ancaman bencana, mulai dari banjir, longsor di sekitar sungai, hingga pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.
“Langkah sederhana justru bisa sangat berarti. Misalnya, rajin membersihkan talang rumah atau saluran air agar tidak mampet. Karena menurut prediksi BMKG, kemarau basah masih berlangsung hingga Oktober, artinya curah hujan tetap tinggi dan rawan memicu bencana,” ujar Mia.
Ia juga menyinggung insiden longsor yang terjadi akibat tumpukan sampah beberapa waktu lalu. Menurutnya, kasus tersebut harus menjadi peringatan keras, sebab bukan hanya faktor alam yang berbahaya, tetapi juga perilaku manusia.
“Kalau longsor tanah, kita bisa memahami penyebabnya. Tapi longsor karena sampah itu murni akibat kelalaian. Waktu itu untung arahnya ke jalan, coba kalau menimpa rumah warga, risikonya pasti jauh lebih besar,” ucapnya.
Meski begitu, Mia mengakui keterbatasan sarana dan prasarana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Namun, dukungan logistik dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun pemerintah pusat dinilainya cukup membantu daerah dalam kondisi darurat.
“Soal logistik, sejauh ini masih banyak yang disuplai provinsi dan pusat. Tapi yang tidak kalah penting adalah membangun kesadaran di masyarakat. Karena ujungnya yang harus kita jaga adalah keselamatan warga,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jawa Timur termasuk wilayah dengan frekuensi bencana tertinggi di Indonesia sepanjang 2024. Kondisi geografis Malang yang dikelilingi pegunungan dan sungai membuat wilayah ini semakin rawan, sehingga mitigasi berbasis masyarakat dianggap krusial.
Mia menambahkan, membangun budaya ramah lingkungan dan kedisiplinan mengelola sampah bisa menjadi bagian penting dari mitigasi bencana. Ia berharap warga Malang membiasakan pola hidup yang lebih peduli lingkungan.
“Kalau masyarakat ikut terlibat, kita bukan hanya mengurangi potensi bencana, tapi juga membentuk kota yang lebih aman dan sehat untuk generasi mendatang,” pungkasnya.