KOTA MALANG, VOICEOFJATIM.COM – Kenaikan tarif listrik pascabayar setelah berakhirnya masa diskon memicu laju inflasi di Kota Malang pada April 2025. Meski demikian, tekanan inflasi secara keseluruhan masih dinilai terkendali.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan Kota Malang pada April 2025 tercatat sebesar 1,07 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2025 yang mencapai 1,38 persen. Sementara secara tahunan, inflasi tercatat 1,49 persen.
Peningkatan terbesar datang dari kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Lainnya yang menyumbang andil inflasi sebesar 1,11 persen. Kenaikan tarif listrik menjadi pemicu utama setelah sebelumnya pelanggan pascabayar mendapat diskon hingga 50 persen untuk pemakaian Januari dan Februari 2025 yang dibayarkan pada Februari dan Maret.
Tak hanya listrik, harga emas perhiasan juga ikut naik dan menyumbang andil 0,18 persen terhadap inflasi. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah sebesar 0,04 persen, santan jadi sebesar 0,03 persen, serta labu siam atau jipang sebesar 0,02 persen.
Menurut BPS, harga bawang merah naik karena curah hujan yang cukup tinggi sehingga produksi pertanian terganggu. Sementara santan jadi mengalami kenaikan karena meningkatnya permintaan ekspor kelapa, yang menyebabkan pasokan dalam negeri berkurang. Untuk labu siam, kenaikan harga terjadi karena meningkatnya permintaan pasar.
Meski demikian, sejumlah komoditas turut menahan laju inflasi. Penurunan harga cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan bensin membantu menekan inflasi masing-masing sebesar -0,14 persen, -0,12 persen, -0,06 persen, -0,05 persen, dan -0,03 persen. Turunnya harga bahan pokok tersebut didukung oleh pasokan yang kembali stabil setelah Ramadan dan Idulfitri. Sedangkan penurunan harga bensin disebabkan oleh kebijakan pemerintah terkait harga bahan bakar nonsubsidi.
Kondisi inflasi yang tetap terkendali tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak, terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terus aktif melakukan pemantauan harga dan koordinasi lintas instansi. Selama April 2025, TPID menggelar rapat koordinasi pada 24 dan 28 April sebagai bagian dari persiapan kegiatan demo masak bahan pangan olahan alternatif bersama TP PKK Kota Malang yang akan digelar Mei ini. Pemantauan harga komoditas pangan pokok terus dilakukan secara intensif, termasuk melalui platform Mbois Stat dan Siskaperbapo. TPID juga aktif mengikuti rapat mingguan bersama Kementerian Dalam Negeri pada 14, 21, dan 28 April 2025.
Upaya pengendalian inflasi ini terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta penguatan strategi 4K, yakni Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif. Targetnya, inflasi tetap berada dalam rentang sasaran nasional sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen sepanjang tahun 2025.