MALANG, VOICEOFJATIM.COM – Keterbatasan lahan di Kota Malang kini menjadi tantangan besar dalam sektor investasi properti. Meski permintaan hunian terus meningkat, khususnya dari kalangan pendatang dan mahasiswa baru, lahan yang tersedia kian menipis. Menyikapi hal ini, Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang mulai mendorong konsep hunian vertikal sebagai solusi jangka panjang.
Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, menilai bahwa pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi serta laju urbanisasi yang cepat harus direspons dengan pendekatan pembangunan yang lebih adaptif. Ia menyebutkan bahwa konsep apartemen dan rumah susun perlu diakselerasi untuk menjawab kebutuhan ruang di masa depan.
“Luas Kota Malang tidak bertambah, tapi jumlah pendatang—terutama mahasiswa—setiap tahun terus meningkat. Maka, ke depan tidak ada pilihan lain selain hunian vertikal,” ujar Arif saat ditemui pada Jumat (2/5/2025).
Arif menambahkan, peningkatan usia harapan hidup masyarakat Kota Malang yang lebih tinggi dibanding daerah lain di Jawa Timur turut memperbesar kebutuhan akan tempat tinggal yang layak dan berkelanjutan. Menurutnya, pembangunan hunian harus memperhatikan aspek lingkungan serta efisiensi ruang, agar tidak merusak ekosistem kota yang sudah padat.
“Kita perlu memikirkan bagaimana membangun hunian yang tetap ramah lingkungan, tapi efisien dalam penggunaan lahan. Hunian vertikal adalah jawaban realistis untuk kondisi saat ini,” lanjutnya.
Saat ini, Kecamatan Kedungkandang disebut sebagai satu-satunya kawasan yang masih memiliki potensi pengembangan hunian horizontal. Sementara empat kecamatan lainnya nyaris kehabisan lahan untuk ekspansi konvensional. Maka tak heran, jika konsep vertikal menjadi opsi yang mulai dilirik secara serius.
Selain itu, daya tarik Kota Malang bagi investor juga semakin kuat, khususnya di sektor kuliner, perhotelan, dan properti. Sejumlah pengajuan izin pembangunan hotel dan apartemen saat ini sedang dalam tahap proses perizinan, menandakan geliat investasi yang terus bergulir.
Sepanjang tahun 2024, total investasi yang berhasil dikantongi Kota Malang mencapai Rp2,8 triliun. Jumlah ini melampaui target dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang semula dipatok di angka Rp1,4 triliun.
“Untuk tahun 2025, target investasi dari provinsi memang belum ditetapkan. Tapi jika mengacu tren sebelumnya, kemungkinan naik sekitar Rp200 miliar. Jadi estimasi target kita bisa di angka Rp1,5 sampai Rp1,6 triliun. Kami optimis bisa mencapainya,” tegas Arif.
Dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Pemerintah Kota Malang diharapkan mampu berinovasi dalam menyambut gelombang investasi sekaligus menyiapkan ruang hidup yang berkualitas bagi masyarakat urban masa depan.