SURABAYA, VOICEOFJATIM.COM – Di tengah tekanan ketidakpastian global yang terus meningkat, perekonomian Indonesia justru tetap menunjukkan ketahanan. Sepanjang triwulan pertama tahun 2025, konsumsi rumah tangga terus tumbuh, menjadi motor penggerak utama pertumbuhan nasional.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa stabilitas pendapatan masyarakat serta optimisme pelaku ekonomi telah mendorong daya beli tetap kuat. “Pemberian THR, belanja sosial pemerintah, hingga insentif lainnya selama momen Idulfitri juga turut mengerek konsumsi masyarakat,” ungkap Ramdan pada Rabu (23/4/2025).
Tak hanya dari sisi konsumsi, geliat investasi juga ikut mendukung pertumbuhan. Ramdan mencatat bahwa investasi nonbangunan, seperti pengadaan alat berat dan barang modal lainnya, terus meningkat. Hal ini sejalan dengan naiknya volume impor barang modal yang menunjukkan sektor usaha masih bergairah dalam menyiapkan kapasitas produksinya.
Sektor ekspor pun tidak tertinggal. Pada kuartal awal 2025, ekspor nonmigas mencatat pertumbuhan positif, khususnya dari produk-produk manufaktur seperti mesin dan logam, yang banyak dikirim ke negara-negara kawasan ASEAN.
“Secara wilayah, pertumbuhan ekonomi tetap solid, terutama di Kalimantan dan Jawa,” tambah Ramdan, menandakan bahwa geliat ekonomi tidak hanya terpusat di satu kawasan saja.
Meski begitu, tantangan ke depan tak bisa diabaikan. Ketegangan dagang global, terutama kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat dan aksi balasan dari Tiongkok, menjadi bayang-bayang yang bisa memperlambat laju ekspor nasional. Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada sedikit di bawah titik tengah dari kisaran proyeksi 4,7–5,5 persen.
“Dampaknya akan datang bukan hanya dari turunnya ekspor langsung ke AS, tapi juga dari penurunan permintaan dari negara mitra dagang lain, seperti Tiongkok,” ujar Ramdan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan, mulai dari moneter, makroprudensial, hingga percepatan digitalisasi sistem pembayaran. Sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah juga diperkuat, termasuk dalam mendukung program-program prioritas nasional dalam Asta Cita.
Langkah strategis ini diambil agar roda perekonomian domestik tetap berputar, sekaligus menjaga stabilitas keuangan nasional dalam menghadapi gelombang tantangan global yang tak menentu.