MALANG, VOICEOFJATIM.COM – Bukan sekadar pelatihan biasa. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mulai menyasar para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan pendekatan yang lebih relevan, yakni pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mendongkrak pemasaran digital. Kecamatan Lowokwaru, khususnya Kelurahan Dinoyo, menjadi titik awal inisiatif ini.
Kepala UPT BPSDMP Kominfo Surabaya, Bagus Winarko, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kolaborasi antarlembaga. “Kami senang menyebutnya kolaborasi, bukan sekadar pelatihan. Karena ini kerja bareng antara pusat dan daerah untuk mendorong UMKM naik kelas,” tegasnya saat diwawancarai pada pelaksanaan pelatihan pada Rabu, 30 April 2025.
Sebanyak 74 peserta yang mayoritas pelaku usaha lokal terlibat dalam pelatihan. Mereka tidak hanya diajarkan dasar-dasar digital marketing, tapi juga bagaimana memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses kerja seperti membuat desain visual, menulis copywriting, bahkan menghitung harga jual produk secara otomatis.
“Teman-teman UMKM tidak perlu lagi berpikir lama untuk bikin konten. AI bisa bantu mulai dari desain, narasi produk, sampai strategi harga. Ini yang kita kenalkan,” lanjut Bagus.
Pelatihan ini bukan tanpa target. Bagus menekankan bahwa setelah pelatihan, pihaknya akan melakukan tracer study untuk menilai dampaknya terhadap omzet UMKM peserta. “Kalau omzetnya naik, kami gali faktor pendukungnya. Kalau tidak, kami identifikasi kendalanya dan carikan solusi bersama pemerintah kota atau kelurahan,” jelasnya.
Langkah ini mendapat sambutan antusias dari pemerintah setempat. Lurah Dinoyo, Edwin Daniel, mengakui bahwa pelatihan semacam ini tergolong baru dan menarik minat warganya. “Kami saring betul pesertanya. Karena pelatihan ini bersertifikat dan setelahnya juga akan ada monitoring dari pusat. Jadi kami prioritaskan yang serius dan punya semangat belajar,” ujar Edwin.
Menurut Edwin, tantangan utamanya justru ada di komunikasi awal kepada warga. Karena materi pelatihan berbasis teknologi terkini, tidak semua warga langsung memahami maksudnya. “Saya sampaikan ke para Ketua RW dengan bahasa yang sederhana. Jangan sampai warga malah takut ikut karena terdengar rumit. Saya bilang ini pelatihan yang beda dan bermanfaat,” katanya.
Menariknya, pelatihan ini juga menggandeng akademisi. Dosen akuntansi dari Politeknik Negeri Malang, Rosy Aprieza Puspita Zandra, turut mengisi materi di hari kedua pelatihan dengan fokus pada penggunaan data analitik dari platform e-commerce.
“Kami ingin UMKM tidak hanya bisa berjualan di TikTok, Shopee, GoFood, dan lainnya, tapi juga paham membaca data yang dihasilkan. Apa produk yang paling laku? Kapan penjualan tinggi? Kenapa orang beli saat live meski tanpa diskon? Itu harus dianalisis,” papar Rosy.
Ia juga menekankan bahwa peserta perlu memahami strategi pemasaran berbasis data agar usaha mereka bisa bertahan dan berkembang. “Misalnya soal rasio keuangan, modal, sampai waktu terbaik untuk promosi. Semua itu bisa terlihat dari data jika tahu cara bacanya,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, pelatihan ini memang masih diperuntukkan bagi UMKM yang sudah memiliki literasi digital menengah. Namun ke depan, baik pihak kelurahan maupun BPSDMP Kominfo Surabaya berencana memperluas cakupan peserta ke wilayah lain di Kota Malang, dengan jenjang materi yang juga lebih variatif.
Jika berhasil, model kolaboratif ini bisa menjadi role model pelatihan UMKM berbasis teknologi di kota-kota lain di Indonesia.