MALANG, VOICEOFJATIM.COM – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari tak lagi sekadar nama di peta. Kawasan ini kini menjelma sebagai lumbung pencetak talenta digital Indonesia yang siap bersaing di level global. Dalam forum bertajuk “From Singhasari to the World”, yang digelar Selasa (29/4/2025) di Malang, KEK Singhasari menegaskan posisinya sebagai episentrum ekosistem industri kreatif berbasis teknologi.
Forum ini dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Direktur Utama KEK Singhasari, David Santoso; serta sejumlah mitra internasional dari Inggris dan India, termasuk King’s College London, Diaas, dan Acquarii. Seluruhnya hadir untuk menegaskan kolaborasi strategis lintas negara demi membangun SDM unggul di bidang digital dan ekonomi kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menggarisbawahi bahwa KEK Singhasari merupakan kawasan pertama di Indonesia yang secara khusus mengusung pengembangan ekonomi kreatif digital. “Kami melihat ini sebagai peluang besar yang harus terus didukung. Selain infrastrukturnya sudah siap, ekosistemnya pun mulai hidup. KEK ini berpotensi jadi destinasi pengembangan industri kreatif, baik bagi pelaku dalam negeri maupun investor asing,” katanya.
Teuku Riefky juga menyentil tantangan klasik yang dialami pelaku industri kreatif, terutama soal akses permodalan. “Pegiat ekraf seringkali cuma punya otak dan laptop sebagai modal. Ketika ditanya bank soal jaminan, mereka kesulitan. Karena itu kami bersama OJK tengah menyiapkan pola pendanaan alternatif agar lebih inklusif bagi sektor kreatif,” jelasnya.
Di sisi lain, ia juga menekankan pentingnya pelatihan dan peningkatan keterampilan. Beberapa perusahaan besar disebut sudah menjalin komunikasi untuk mengembangkan pelatihan bersama KEK Singhasari di bidang animasi, gim, hingga pengembangan aplikasi. “Kami ingin memastikan anak-anak muda Indonesia bisa mengikuti pelatihan yang benar-benar relevan dengan kebutuhan industri global,” tegasnya.
Upaya nyata itu sudah terlihat lewat beberapa program unggulan. Salah satunya adalah pembukaan program magister ekonomi digital kerja sama dengan King’s College London. KEK Singhasari menjadi tuan rumah pembelajaran jarak jauh dari kampus kelas dunia tersebut. Selain itu, Hellomotion High School juga akan mulai beroperasi pada Juli 2025 sebagai sekolah kreatif pertama di Indonesia yang fokus pada teknologi, inovasi, dan industri digital.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengungkap perjalanan panjang KEK Singhasari yang dulunya hanya hamparan sawah. “Proses ini panjang, penuh ketekunan dan kerja keras. Dulu saat saya ke sini, masih berupa lahan kosong. Tapi dengan mimpi besar dan konsistensi dari Pak David, KEK Singhasari berhasil mewujudkan visi besarnya,” ujar Khofifah.
Ia pun menyoroti lahirnya Cyber Defence Academy yang kini membuka kelas pertama dengan 28 peserta, termasuk dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Cyber security bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendesak. Kita pernah merasakan dampaknya saat gangguan BI Fast. Akademi ini penting, dan jadi langkah strategis untuk memperkuat pertahanan digital di segala sektor, mulai dari keuangan hingga data pribadi,” ucapnya.
Khofifah juga menyatakan bahwa kolaborasi Indonesia–India dalam program keamanan siber ini menjadi pionir di Indonesia. Meski masih terbatas, program ini akan dievaluasi untuk dikembangkan lebih luas sesuai kebutuhan nasional. “Ini kelas pertama, tapi akan terus dievaluasi. Kita butuh banyak ahli cyber security, bukan hanya untuk pertahanan, tapi juga untuk sektor perbankan dan layanan publik lainnya,” pungkasnya.
Dengan hadirnya program global, kolaborasi multinasional, dan dukungan penuh dari pusat hingga daerah, KEK Singhasari kini tak sekadar jadi kawasan industri. Ia menjelma sebagai pusat lahirnya talenta digital Indonesia yang siap mendunia.