VOJ – Sebuah program manajemen limbah makanan berbasis aplikasi membawa tim mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) meraih juara 1 dalam ajang World Food Forum di Roma, Italia, pada akhir 2024. Tim ini dipimpin oleh Aurora Adelia Asmara Putri, mahasiswa Psikologi UB, yang sukses menyabet gelar 1st place People’s Choice Award.
Aurora tidak bekerja sendiri. Ia berkolaborasi dengan tiga anggota lainnya, yaitu Zulfikar Dabby Anwar (FTP UB), serta Risa Salsabila dan Syahdad Nabil Mudzaffar (FP UB). Perjalanan mereka menuju kemenangan dimulai dari keterlibatan dalam komunitas lingkungan EcoLiving Community, yang telah berdiri sejak 2023 dan beranggotakan mahasiswa dari berbagai fakultas.
“Komunitas ini ada sejak tahun 2023. Ada anggota dari fakultas lain seperti FTP, FP, termasuk dari FISIP juga,” ujar Aurora.
Keikutsertaan mereka dalam kompetisi ReThink Waste Challenge 2023 membuka peluang untuk mengikuti Program Youth Food Lab (YFL), bagian dari World Food Forum (WFF), yang diselenggarakan oleh FAO, Wageningen University & Research (WUR), dan International Association of Students in Agriculture and Related Sciences (IAAS). Program ini menjadi wadah bagi inovator muda untuk menciptakan proyek transformatif guna mengatasi kelaparan dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Program ini merupakan sebuah wadah dan platform bagi para inovator muda untuk mengembangkan ide-ide inovatif mereka menjadi proyek-proyek transformatif yang bertujuan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai SDGs di bawah naungan FAO,” jelas Aurora, mahasiswa angkatan 2022.
Setelah melalui proses seleksi, tim Aurora masuk dalam 10 finalis dari berbagai negara. Sejak Desember 2023 hingga Oktober 2024, mereka menjalani bootcamp daring setiap minggu sebelum akhirnya Aurora terpilih sebagai perwakilan EcoLiving untuk berangkat ke Roma pada 14-20 Oktober 2024.
“Desember 2023 hingga Oktober 2024 kami menjalani bootcamp tiap minggu via daring,” ceritanya.
Di Roma, Aurora mengikuti sesi diskusi intensif dan mempresentasikan program timnya. Program yang mereka usung bertujuan untuk mengurangi limbah makanan dengan memanfaatkannya sebagai sumber pendapatan.
“Acara 1 minggu penuh mulai sesi diskusi hingga satu hari saya mempresentasikan tentang EcoLiving,” ungkapnya.
Program ini melibatkan ibu rumah tangga dan pemuda dalam pengolahan limbah menjadi kompos, cacing tanah, serta pelet ikan, dengan dukungan aplikasi digital untuk pengelolaan dan pemasaran.
“Program ini sendiri melibatkan ibu rumah tangga dan pemuda dalam pengolahan limbah menjadi kompos, cacing tanah, dan pelet ikan, serta memanfaatkan aplikasi digital untuk pengelolaan dan pemasaran hasilnya,” tutur Aurora.
Kerja keras mereka berbuah manis. Tim Aurora berhasil mengalahkan peserta dari berbagai negara, termasuk India, Kenya, Nepal, dan Nigeria, untuk meraih gelar juara 1.
“Untuk perasaan pastinya sangat senang dan lega, apa yang kurang lebih satu tahun diusahakan berbuah manis. Terlebih lomba tersebut berlangsung cukup lama prosesnya dan harus bersaing dari berbagai negara,” kata Aurora, yang juga menjadi peserta termuda dalam ajang tersebut.
Setelah kemenangan ini, Aurora dan tim berencana melegalkan komunitas EcoLiving agar dapat terus bergerak dalam isu-isu lingkungan dan menciptakan dampak yang lebih luas.