VOICEOFJATIM.COM – Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali menorehkan capaian akademik dengan mengukuhkan empat profesor baru pada Rabu (20/8/2025). Pengukuhan yang berlangsung di Gedung Samantha Krida ini menandai bertambahnya jumlah guru besar aktif di kampus tersebut, sekaligus memperkuat posisi UB sebagai salah satu perguruan tinggi dengan kontribusi riset terbesar di Indonesia.
Empat profesor yang dikukuhkan yakni Lailil Muflikhah dari Fakultas Ilmu Komputer, Siti Asmaul Mustaniroh dari Fakultas Teknologi Pertanian, Sujarwoto dari Fakultas Ilmu Administrasi, serta Nurini Aprilianda dari Fakultas Hukum. Keempatnya menghadirkan gagasan baru yang dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, mulai dari kesehatan presisi, transformasi UMKM, hingga isu perlindungan anak.
Dalam orasinya, Prof. Lailil menyoroti tantangan dunia medis yang masih kesulitan mendeteksi penyakit kronis secara dini. Ia menilai diagnosis berbasis data tunggal tidak cukup menggambarkan kondisi pasien yang kompleks.
“Bukti empiris menunjukkan bahwa prediksi risiko berbasis data tunggal (seperti hanya genomik atau hanya klinis) memiliki keterbatasan dalam menggambarkan kondisi kompleks pasien,” ujarnya.
Sebagai terobosan, Lailil memperkenalkan inovasi bertajuk Prima atau Personalized Medicine, sebuah pendekatan pengobatan yang menggabungkan data klinis, genetik, dan citra medis dengan teknologi pembelajaran mesin. Menurutnya, metode ini bisa mempercepat diagnosis sekaligus menyesuaikan terapi dengan kondisi masing-masing pasien.
Sementara itu, Prof. Siti Asmaul Mustaniroh yang menjadi profesor aktif ke-31 di FTP, menekankan pentingnya digitalisasi dalam pengembangan UMKM. Ia merancang Model SIPs-KUMKM, sebuah sistem berbasis website yang menyajikan data real-time untuk membantu pelaku usaha dalam analisis mutu, mitigasi risiko, perencanaan finansial, hingga strategi bisnis berkelanjutan.
Berbeda dengan keduanya, Prof. Sujarwoto menawarkan gagasan di ranah pelayanan publik. Melalui platform SMARThealth, ia mengusulkan model layanan kesehatan primer berbasis nilai yang inklusif serta memanfaatkan teknologi digital. “SMARThealth ini mengintegrasikan prinsip manajemen pelayanan publik berbasis nilai,” jelasnya.
Dari bidang hukum, Prof. Nurini Aprilianda mengangkat problematika peradilan pidana anak yang kerap menempatkan hak anak pelaku dan korban dalam posisi yang berseberangan. Ia memperkenalkan The Dual Balance Model, sebuah pendekatan yang berusaha menyeimbangkan perlindungan terhadap anak pelaku sekaligus memastikan hak korban tetap terjamin.
Dengan bertambahnya empat guru besar ini, UB kini semakin mempertegas perannya sebagai pusat riset dan inovasi yang berorientasi pada solusi nyata untuk masyarakat. Hingga Agustus 2025, UB telah memiliki lebih dari 200 profesor aktif yang konsisten berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa.