LAMONGAN, VOICEOFJATIM.COM – Dunia pendidikan di Lamongan tak berhenti berinovasi. Demi menjawab tantangan zaman yang terus berkembang, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan meluncurkan berbagai program progresif yang menggabungkan nilai lokal dengan pendekatan global.
Salah satu gebrakan utama adalah hadirnya Gerakan Paduraksa, sebuah konsep pendidikan yang menekankan pentingnya transformasi sekolah secara menyeluruh mulai dari aspek fisik, psikologis, hingga ekologi. Program ini melibatkan empat pilar utama, yakni Sekolah Ramah Anak, Akreditasi Perpustakaan, Sekolah Sehat, dan Adiwiyata Sekolah. Tujuannya jelas, yaitu menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan inklusif bagi seluruh peserta didik.
Tak berhenti di situ, Lamongan juga memelopori kurikulum lokal bertajuk Kulambakekal yang disebut-sebut sebagai kurikulum pertama di Indonesia berbasis kearifan lokal. Materi pembelajaran disesuaikan dengan potensi budaya dan lingkungan sekitar, menjadikannya lebih dekat dan relevan dengan kehidupan anak-anak Lamongan.
“Anak-anak kita harus belajar dari lingkungannya, dari budaya yang membentuk jati dirinya. Itulah semangat Kulambakekal,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munuf Syarif, saat ditemui dalam kegiatan pameran pendidikan, Selasa (6/5/2025).
Program literasi juga tak luput dari perhatian. Melalui Gerlamsesaku (Gerakan Lamongan Sadar Literasi Sekolah dan Keluarga), Pemkab Lamongan ingin menumbuhkan kembali semangat membaca di kalangan pelajar dan masyarakat umum, di tengah gempuran era digital dan dominasi konten instan.
Salah satu agenda penting tahun ini adalah digelarnya Pameran Pendidikan 2025. Ajang ini menjadi wadah seluruh sekolah di Lamongan untuk saling bertukar inovasi, sekaligus mendorong kompetisi sehat antar lembaga pendidikan.
“Alhamdulillah, pameran pendidikan kembali digelar tahun ini. Ini bukan sekadar ajang pamer karya, tetapi kesempatan besar bagi siswa untuk mengekspresikan bakatnya,” ucap Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, yang akrab disapa Pak Yes.
Menurut Pak Yes, acara ini juga memberikan ruang bagi para guru dan tenaga pendidik untuk berdiskusi dan berbagi metode pengajaran yang inspiratif. “Dengan saling membandingkan inovasi antar sekolah, kita harapkan kualitas pendidikan di Lamongan bisa naik bersama-sama,” lanjutnya.
Sementara itu, Munuf Syarif menegaskan bahwa tantangan pendidikan saat ini bukan hanya soal kurikulum, tapi juga pengaruh teknologi digital yang terus merambah kehidupan pelajar.
“Gadget bisa jadi alat belajar yang luar biasa, tapi juga bisa jadi jebakan. Di sinilah pentingnya peran sekolah dan orang tua dalam membimbing generasi muda,” tegas Munuf.
Dengan serangkaian program tersebut, Lamongan menunjukkan bahwa pendidikan tidak boleh stagnan. Ia harus tumbuh, beradaptasi, dan mampu melahirkan generasi unggul yang siap menghadapi masa depan.