VOICEOFJATIM.COM Puluhan remaja di Kota Malang mengikuti lokakarya literasi digital bertajuk “Digiteens: Remaja Hebat di Era Digital” yang digelar Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Gajayana Malang (UNIGA) di SMA Panjura. Kegiatan ini dirancang untuk membekali generasi muda dengan keterampilan kritis dalam menghadapi dinamika teknologi yang kian masif.
Septian Wilson, salah satu pemateri, menekankan bahwa lokakarya ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan upaya membangun kesadaran para remaja dalam menggunakan internet secara bertanggung jawab. “Era digital menuntut kita tak hanya mahir mengoperasikan gadget, tetapi juga mampu menyaring informasi, menghindari risiko kejahatan siber, dan memanfaatkan teknologi untuk pengembangan diri,” ujarnya.
Selama sesi interaktif, peserta yang berasal dari siswa SMA, forum anak kota, dan komunitas lokal diajak mendalami tiga pilar utama: etika bermedia sosial, strategi public speaking di platform digital, serta peluang karier di bidang teknologi. Diskusi juga menyoroti tren terkini seperti penggunaan AI untuk konten kreatif dan manajemen reputasi online.
Kolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan SMA Panjura menjadi titik penting dalam acara ini. Moch Asnan, Kaprodi Ilmu Komunikasi UNIGA, menjelaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi *kampus berdampak*. “SMA Panjura dipilih karena memiliki ekstrakurikuler public speaking yang mumpuni. Ini menjadi fondasi untuk mengintegrasikan materi literasi digital,” jelas Asnan.
Ia menambahkan, kegiatan serupa rencananya akan direplikasi di sekolah lain, mengingat urgensi kompetensi digital di kalangan remaja. “Anak muda perlu paham bahwa di balik kecepatan dunia digital, ada tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai sosial dan keamanan diri,” tambahnya.
Workshop ini mendapat respons positif dari peserta. Salah satu siswa, Rara (16), mengaku kini lebih percaya diri membuat konten edukatif di TikTok tanpa takut terjebak misinformasi. “Saya jadi tahu cara membedakan hoaks dan data valid, juga tips mengembangkan personal branding,” ucapnya.
Dengan tingginya angka penggunaan internet remaja Indonesia yang mencapai 98% menurut Data APJII 2023, inisiatif seperti Digiteens dinilai krusial untuk memastikan transformasi digital berjalan beriringan dengan pemahaman etis dan kritis.