Kompilasi Kultum Ramadan 2025: Nasihat Inspiratif dari Para Ulama

VOJ – Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tapi juga momen untuk meningkatkan iman dan spiritualitas. Banyak ulama memberikan kultum (kuliah tujuh menit) yang penuh inspirasi untuk menemani umat Muslim dalam menjalani ibadah puasa. Berikut kompilasi kultum dari beberapa ulama yang bisa menjadi renungan selama Ramadan 1446 H.

1. KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) – “Menata Hati di Bulan Suci”

Aa Gym selalu menekankan pentingnya menjaga kebersihan hati selama Ramadan. Menurutnya, puasa bukan hanya soal menahan lapar, tapi juga menjaga hati dari iri, dengki, dan kebencian.

“Jika ingin hati tenang selama Ramadan, belajarlah memaafkan. Jangan simpan dendam, karena puasa bukan hanya di mulut tapi juga di hati.”

Aa Gym juga menyarankan untuk banyak berdzikir dan memperbanyak doa agar hati lebih tenang dan Ramadan lebih bermakna.

2. Buya Yahya – “Puasa yang Bernilai di Sisi Allah”

Buya Yahya mengingatkan bahwa tidak semua puasa diterima di sisi Allah. Ia mengajak umat Muslim untuk menjaga lisan, mata, dan hati agar puasa benar-benar menjadi ibadah, bukan sekadar ritual.

“Banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat apa-apa selain lapar dan haus, karena lisan masih menyakiti, mata masih melihat yang haram, dan hati masih penuh kebencian. Jadikan Ramadan ini sebagai momentum perubahan.”

3. Ustaz Adi Hidayat – “Rahasia Keberkahan Sahur”

Menurut Ustaz Adi Hidayat, banyak orang yang menyepelekan sahur, padahal ada keberkahan besar di dalamnya.

“Sahur bukan sekadar makan sebelum subuh, tapi ada keberkahan di dalamnya. Rasulullah menganjurkan sahur, bahkan dengan sebutir kurma atau seteguk air, karena Allah dan para malaikat mendoakan orang yang sahur.”

Ia juga mengingatkan bahwa sahur bukan hanya untuk mengisi energi fisik, tapi juga momen untuk berdoa dan memohon keberkahan kepada Allah.

4. Ustaz Hanan Attaki – “Ramadan adalah Bulan Hijrah”

Ustaz Hanan Attaki mengajak anak muda untuk menjadikan Ramadan sebagai momen hijrah menuju kebaikan.

“Ramadan adalah waktu terbaik untuk memperbaiki diri. Kalau biasanya malas shalat, cobalah untuk disiplin. Kalau biasanya sibuk dengan dunia, cobalah lebih dekat dengan Al-Qur’an. Jangan tunggu sempurna untuk hijrah, mulai saja dulu.”

Ia juga menyarankan agar anak muda mengisi Ramadan dengan kegiatan positif seperti menghafal Al-Qur’an, memperbanyak sedekah, dan membantu sesama.

5. Habib Jindan bin Novel – “Keutamaan Shalat Tarawih”

Habib Jindan menekankan bahwa shalat Tarawih bukan hanya ibadah malam biasa, tapi memiliki keutamaan yang luar biasa.

“Orang yang menghidupkan malam Ramadan dengan shalat Tarawih akan diampuni dosanya yang telah lalu. Jangan tinggalkan Tarawih, karena ini adalah kesempatan langka yang hanya datang setahun sekali.”

Ia juga mengingatkan bahwa Tarawih bukan soal banyak atau cepat, tapi soal kekhusyukan dan keikhlasan dalam beribadah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *