SURABAYA, VOICEOFJATIM.COM– Wacana keberangkatan haji dan umrah lewat jalur laut kembali mencuat. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan pemerintah Indonesia kini serius mengkaji opsi perjalanan ibadah ke Tanah Suci dengan kapal laut, seiring makin terbukanya peluang kerja sama dengan otoritas Arab Saudi.
“Kami melihat gagasan umrah dan haji melalui kapal laut sangat menjanjikan. Saya juga sudah berbicara dengan beberapa pejabat Saudi Arabia,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar belum lama ini.
Langkah ini, menurut Nasaruddin, bisa menjadi alternatif bagi umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji atau umrah namun terkendala biaya mahal tiket pesawat. Ia menilai jalur laut akan lebih ekonomis asalkan sarana pendukungnya, seperti pelabuhan dan moda transportasi lanjutan di Arab Saudi, sudah siap.
“Kalau memang semua syaratnya bisa dipenuhi, peluang ini terbuka lebar. Apalagi sekarang infrastruktur pendukungnya mulai dibangun,” tuturnya.
Nasaruddin juga menekankan bahwa jalur laut tidak hanya akan memudahkan jemaah dari negara-negara sekitar Timur Tengah, tapi juga menjangkau kawasan Asia yang lebih luas, termasuk Indonesia. Kapal umrah dan haji bisa berlabuh di pelabuhan besar seperti Jeddah, yang jaraknya relatif dekat ke Mekkah.
“Bukan hanya untuk negara-negara tetangga seperti Mesir, bahkan jemaah dari Indonesia maupun negara Asia lainnya akan bisa mengakses lebih mudah,” kata Nasaruddin.
Peluang ini muncul seiring perubahan kebijakan Arab Saudi yang kini sangat berorientasi bisnis. Menurut Nasaruddin, pemerintah Saudi kian terbuka terhadap berbagai inovasi serta investasi di sektor pelayanan haji dan umrah, termasuk penggunaan jalur laut sebagai opsi transportasi.
“Arab Saudi sekarang pendekatannya sangat bisnis. Mereka memakai konsultan dari Amerika untuk menggarap potensi geografis mereka,” ungkapnya.
Di sisi lain, Nasaruddin juga membeberkan sejumlah rencana besar pemerintah Saudi dalam memodernisasi infrastruktur di kawasan ibadah. Salah satu yang mencuri perhatian adalah proyek pembangunan kawasan Mina yang akan dikonsep menjadi delapan lantai, menggantikan tenda-tenda yang selama ini digunakan, demi meningkatkan kapasitas jemaah.
“Kami mendapat informasi bahwa Mina akan dibangun delapan lantai, tidak pakai tenda lagi. Bahkan jalan layang akan ditambah. Ini membuka kemungkinan baru dalam pelayanan haji,” tuturnya.
Dengan segala inovasi ini, Nasaruddin berharap pelaksanaan ibadah haji maupun umrah ke depan akan makin inklusif dan bisa diakses oleh berbagai kalangan, termasuk masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah.











