FFI Wujudkan Visi ‘Nourishing Indonesia’ dengan Pendirian Milk Collection Center di Malang

Ekonomi, Headline, Kombis48 Dilihat

KOTA MALANG – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menegaskan komitmennya untuk terus mendukung peningkatan kualitas dan produksi susu segar nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai kolaborasi strategis dengan koperasi peternak sapi perah lokal dan program-program pemberdayaan yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak sapi perah Indonesia.

Dalam langkah terbaru, FFI melanjutkan dan memperkuat program Dairy Development Program (DDP) melalui pendirian Milk Collection Center (MCC) di Pujon, Malang, Jawa Timur, bekerja sama dengan Koperasi SAE Pujon.

IMG-20241210-WA0001 FFI Wujudkan Visi 'Nourishing Indonesia' dengan Pendirian Milk Collection Center di Malang

Dengan nilai dukungan fasilitas tanpa bunga sebesar Rp 1,5 miliar, FFI menyediakan dua unit cooling tank yang masing-masing dapat menampung hingga 5 ton susu segar, serta perbaikan fasilitas lainnya. Fasilitas ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan susu segar, menjaga kualitas produk, serta memfasilitasi peternak dalam memenuhi standar industri pengolahan susu.

Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F. Saputro, mengatakan Koperasi Produk Susu (KPS) adalah mitra strategis kami dalam memberdayakan peternak untuk menghasilkan susu segar berkualitas tinggi.

“Koperasi memegang peran penting dalam mendistribusikan susu segar dari peternak ke industri pengolahan. Melalui DDP yang dimulai sejak 2013, FFI terus membangun ekosistem yang memberdayakan peternak sapi perah Indonesia agar dapat menghasilkan susu segar yang berkualitas, berdampak positif pada ketahanan pangan, serta kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Milk Collection Center (MCC) yang baru dibangun di Pujon, Malang, dilengkapi dengan teknologi modern yang memastikan kualitas susu tetap terjaga dengan baik sebelum diproses lebih lanjut. Salah satu program tambahan yang dilakukan oleh FFI bersama Koperasi SAE Pujon adalah memberangkatkan salah satu peternak muda yang juga merupakan anggota koperasi tersebut untuk mengikuti pelatihan intensif di Belanda. Program lainnya adalah proyek biogas yang bekerja sama dengan PT Jawa Power untuk mengelola kotoran sapi menjadi energi terbarukan di beberapa mitra peternak.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Agung Suganda yang hadir dalam peresmian MCC, memberikan apresiasi atas kolaborasi antara FFI dan Koperasi SAE Pujon.

“Kolaborasi antara FFI dan Koperasi SAE Pujon ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan industri susu segar nasional melalui pemberdayaan yang berkelanjutan. Ini akan memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia,” ujar Agung.

Selain itu, Ketua Umum Koperasi Susu SAE Pujon, HM Ni’am Shofi menyampaikan MCC ini akan menjadi pintu utama dalam penanganan kualitas susu segar sebelum dikirimkan ke industri. Dengan dukungan teknologi dan akses pasar yang lebih baik, para peternak akan memiliki kesempatan untuk berkembang.

IMG-20241210-WA0002 FFI Wujudkan Visi 'Nourishing Indonesia' dengan Pendirian Milk Collection Center di Malang

“Kami berharap, melalui berbagai program yang kami jalankan bersama FFI, seperti pembekalan untuk peternak muda hingga proyek biogas, kami bisa menjawab tantangan dalam bisnis peternakan sapi perah dan memberikan manfaat tidak hanya untuk peternak, tetapi juga untuk masyarakat,” bebernya

Sejak diluncurkan pada 2013, DDP dari FFI telah mencakup lebih dari puluhan ribu peternak sapi perah dan bermitra dengan 22 koperasi, kelompok peternak, serta mega farm di Pulau Jawa dan Sumatera. Program ini bertujuan untuk mendorong peternak sapi perah lokal agar secara konsisten menerapkan good dairy farming practice (GDFP) untuk menghasilkan susu segar berkualitas yang sesuai dengan standar industri. Melalui kemitraan yang diperpanjang, FFI dan Koperasi Susu SAE Pujon juga menjalankan berbagai program kerja sama dalam bentuk lain.

Salah satu program unggulan di bawah DDP adalah Young Progressive Farmer Academy (YPFA), yang bertujuan untuk mencetak generasi muda peternak sapi perah yang kompeten dan berdaya saing.

Program ini memberikan pembekalan pengetahuan mengenai manajemen peternakan, kesehatan hewan, dan praktik berkelanjutan. YPFA merupakan respons FFI terhadap masalah regenerasi peternak yang menjadi tantangan utama, mengingat sebagian besar peternak sapi perah saat ini berusia 50-55 tahun. Program ini diluncurkan pada 2023 untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar di masa depan.

Selain itu, FFI dan Koperasi Susu SAE Pujon juga bekerja sama dalam proyek biogas yang bertujuan untuk menghasilkan energi terbarukan dari limbah kotoran sapi. Dimulai pada 2024, proyek ini melibatkan PT Jawa Power dan telah terbukti mengurangi emisi CO2 hingga 75.000 kg CO2 ekuivalen per tahun. Tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, proyek ini juga membantu peternak mengurangi biaya pembelian gas untuk memasak, serta menghasilkan pupuk dari kotoran sapi yang telah diproses.

Bupati Malang, Sanusi juga memberikan apresiasi terhadap kolaborasi yang terjalin antara FFI, pemerintah, koperasi, dan industri.

“Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk pemberdayaan peternak sapi perah lokal, untuk meningkatkan kualitas susu segar dan kesejahteraan peternak. Selain itu, kolaborasi ini juga mendukung literasi masyarakat mengenai manfaat susu bagi kesehatan. Saya mengapresiasi FFI dan Koperasi SAE Pujon atas pendirian fasilitas MCC ini, yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi susu segar, serta mendukung program peningkatan status gizi nasional,” ungkap Sanusi.

Data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, jauh di atas target WHO sebesar 20% dan target pemerintah Indonesia sebesar 14% pada 2024. Studi SEANUTS II yang dilaksanakan oleh Friesland Campina bersama Universitas Indonesia juga menemukan bahwa anak-anak Indonesia mengalami triple burden malnutrition, yakni kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan mikronutrien. Dengan kandungan gizi lengkap, susu menjadi sumber penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat sistem imun, dan mendukung pertumbuhan optimal.

Andrew F. Saputro menutup pembicaraannya dengan optimisme, “Dengan semangat kolaborasi yang kuat dan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan peternak lokal serta kualitas gizi nasional, kami percaya bahwa inisiatif ini akan membawa dampak positif yang berkelanjutan. Kami berharap, dengan adanya MCC ini, seluruh pihak terkait dapat merasakan manfaatnya dan terus berkolaborasi demi masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Indonesia”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *