Pasar Modal Indonesia Perkuat Dukungan untuk Program Strategis Nasional

Ekonomi, Headline77 Dilihat

VOJ – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Pasar Modal Indonesia untuk lebih aktif mendukung program strategis pemerintah demi mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif yang bertujuan memperkuat dan mengembangkan pasar modal secara berkelanjutan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan hal ini dalam pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis. Menurutnya, program strategis ini mencakup peningkatan pendalaman pasar melalui upaya menambah jumlah dan kualitas perusahaan tercatat. Salah satu fokusnya adalah meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapitalisasi besar untuk mencatatkan sahamnya di bursa.

Selain itu, OJK juga memprioritaskan efisiensi dan transparansi dalam proses penawaran umum dengan memperkuat regulasi dan sistem yang ada. Program lain melibatkan pengembangan produk baru, infrastruktur, dan layanan, termasuk meningkatkan peran investor institusi di pasar perdana dan sekunder.

Dalam konteks ini, optimalisasi penggunaan Efek Beragun Aset (EBA) menjadi langkah penting untuk mendukung program pemerintah, seperti penyediaan 3 juta rumah. “Kami siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem EBA,” ujar Mahendra.

Pasar Modal Indonesia juga tengah mengembangkan produk berbasis ESG (Environmental, Social, Governance) serta bursa karbon. Upaya ini dilengkapi dengan penguatan anggota bursa dan manajer investasi melalui peningkatan kapasitas, tata kelola, manajemen risiko, hingga keamanan teknologi informasi.

Dukungan Pemerintah untuk Literasi Pasar Modal

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah mendukung penuh pengembangan pasar modal, terutama melalui program edukasi dan literasi sejak dini. “Transaksi saham seharusnya sudah mulai diajarkan, bahkan di tingkat sekolah dasar,” ungkapnya.

Selain itu, pemerintah berkomitmen menyempurnakan regulasi keuangan melalui implementasi turunan dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) serta pengaturan pajak karbon. Hal ini bertujuan mendorong inovasi dalam pengelolaan pasar modal dengan tetap menjaga prinsip tata kelola yang baik.

Kinerja Pasar Modal 2024

Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 30 Desember 2024 melemah 2,65% menjadi 7.079,91 poin, nilai kapitalisasi pasar justru tumbuh 5,74% ytd menjadi Rp12,33 ribu triliun. Dari sisi penghimpunan dana, tercatat Rp259,24 triliun berhasil dikumpulkan melalui 43 emiten baru.

Reksa Dana juga mencatatkan peningkatan dengan Asset Under Management (AUM) sebesar Rp840,6 triliun, naik 1,44%. Dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) mencapai Rp1,35 triliun, yang dimanfaatkan oleh 708 pelaku UKM melalui 16 platform.

Jumlah investor yang terdaftar dalam Single Investor Identification (SID) tumbuh 22,21% menjadi 14,8 juta, dengan 79% di antaranya berusia di bawah 40 tahun.

Sementara itu, perdagangan bursa karbon mencatat volume transaksi 908 ribu ton CO2 ekuivalen dengan total nilai Rp50,64 miliar sejak peluncurannya pada September 2023. Sebanyak 100 perusahaan telah bergabung, dan unit karbon yang tersedia mencapai 1,35 juta ton CO2 ekuivalen.

OJK berkomitmen untuk terus memantau dinamika domestik dan global demi menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *